Doa secara bebas Doa-doa terbaik adalah doa yang ma'tsur, yakni yang didapati dalam Al-Qur'an atau hadits shahih dan diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Juga doa-doa para Nabi sebelum beliau 'alaihimush shalatu wassalam. Karena, doa-doa ini ringkas dan mengandung makna yang luas serta mendalam. Doa ma’tsur adalah sebuah doa yang biasanya dipanjatkan oleh umat Islam di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Doa ma’tsur merupakan doa yang dibaca untuk tujuan meningkatkan ketaatan dan kesucian hati seseorang kepada Allah. Doa ini biasanya dibaca setelah shalat atau sebelum shalat, sebagai bagian dari ibadah. Doa ma’tsur juga dibaca saat berdoa untuk orang lain atau untuk memohon pertolongan kepada Allah. Doa ma’tsur berasal dari bahasa Arab yang berarti “Memuliakan Allah”. Dengan membaca doa ini, orang yang berdoa mengakui bahwa Allah adalah yang maha mulia dan agung, dan bahwa hanya Dia yang berhak atas semua pujian dan kemuliaan. Doa ma’tsur juga menyatakan bahwa Allah adalah penguasa semesta, dan hanya Dia yang berkuasa atas segala sesuatu. Doa ma’tsur merupakan salah satu dari beberapa doa yang tercantum dalam al-Quran. Doa ini biasanya dibaca ketika melakukan shalat dan sebagai bagian dari ibadah lainnya. Doa ma’tsur juga dibaca saat berdoa untuk orang lain atau memohon pertolongan Allah. Doa ini juga sering dibaca saat melaksanakan kegiatan lain seperti mengajak orang lain berbuat kebaikan dan menjaga amal baik. Arti Doa Ma’tsur Arti doa ma’tsur adalah “Memuliakan Allah”. Doa ini menyatakan bahwa Allah adalah yang Maha Mulia dan Maha Agung, dan bahwa hanya Dia yang berhak atas semua puji dan kesyukuran. Doa ini juga menyatakan bahwa Allah adalah penguasa semesta, dan hanya Dia yang berkuasa atas segala sesuatu. Doa ma’tsur mengingatkan kita bahwa kita harus selalu menghormati Allah dan taat kepada-Nya. Doa ma’tsur memiliki beberapa tingkatan arti yang berbeda. Pertama, doa ini mengingatkan kita bahwa kita harus selalu tunduk kepada Allah dan taat kepada-Nya. Kedua, doa ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah. Ketiga, doa ini mengingatkan kita untuk selalu memuliakan Allah dan menghormati-Nya. Keempat, doa ini mengingatkan kita bahwa kita harus selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan melaksanakan ibadah-Nya. Manfaat Membaca Doa Ma’tsur Doa ma’tsur memiliki beberapa manfaat yang sangat penting. Pertama, orang yang membaca doa ini akan merasa lebih dekat kepada Allah dan mendapatkan ketenangan. Kedua, doa ma’tsur akan membantu orang untuk lebih taat kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Ketiga, doa ini akan membantu orang untuk selalu mengingat Allah dan berusaha untuk melaksanakan perintah-Nya. Keempat, doa ma’tsur juga akan membantu orang untuk menjadi lebih bertanggung jawab dan patuh kepada Allah. Berdoa adalah salah satu cara untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan mendapatkan ketenangan. Dengan membaca doa ma’tsur, seseorang akan merasakan kedekatan dan ketenangan yang luar biasa. Doa ini juga akan membantu orang untuk lebih taat kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Doa ini juga akan membantu orang untuk selalu mengingat Allah dan berusaha untuk melaksanakan perintah-Nya. Dengan demikian, doa ma’tsur memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan umat Islam. Kesimpulan Doa ma’tsur adalah doa yang biasanya dipanjatkan oleh umat Islam di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Doa ini berasal dari bahasa Arab yang berarti “Memuliakan Allah”, dan memiliki arti bahwa kita harus selalu menghormati dan taat kepada Allah. Doa ini juga memiliki beberapa manfaat, seperti mencapai kedekatan dengan Allah, lebih taat kepada-Nya, bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya, dan berusaha untuk melaksanakan perintah-Nya. Dengan demikian, doa ma’tsur memiliki nilai dan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan umat Islam.
Doadan Dzikir ma'tsur adalah setiap doa dan dzikir yang pernah diamalkan atau bersumber langsung dari Rasulullah. Bacaan dzikir dan doa ma'tsur yang pernah dilafalkan beliau, merupakan tuntunan bagi umatnya agar dapat diamalkan.
Assalamu’alaikum ALHAMDULILLAH, WA SHALATU WA SALAMU ALA RASULILAAH Ustad Sigit yang selalu dirahmati ALLAH, Ada 2 hal yang menjadi pertanyaan saya, yaitu 1. Dalam sebuah lagu yang dibawakan oleh RAIHAN, disebutkan bahwa Rasul SAW , dibangkitkan dari golongan tihamah. Apa arti dan maksud dari tihamah ini ustad ? 2. Dalam sebuah buku, saya pernah membaca istilah, yaitu ghoiru ma’tsur, dalam buku itu ditulis ghoiru ma’tsur adalah doa-doa yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Apakah seluruh doa yang kita panjatkan kepada ALLAH SWT harus pernah diajarkan oleh Rasul SAW ? Bagaimana status doa kita yang mungkin berbeda “keinginan” dan “kebutuhan” dengan Rasul SAW, sehingga doa tsb tidak pernah diajarkan dan dipanjatkan Rasul SAW. Demikian pertanyaan saya, mohon maaf kalau pertanyaannya tergolong pertanyaan awam, semoga ustad berkenan untuk membahasnya. Abu ABis Jawaban Waalaikumussalam Wr Wb Penjelasan tentang Tihamah Abul Mundzir mengatakan bahwa tihamah adalah daerah sepanjang pantai termasuk didalamnya adalah Mekah. Dia berkata sedangkan Hijaz adalah daerah yang memisahkan antara tihamah dan arudh Mekah, Madinah dan sekitarnya, pen. Al Madini mengatakan bahwa Tihamah adalah daerah dari Yaman terus hingga ke pedalaman dan Mekah termasuk kedalam tihamah. Dinamakan tihamah dikarenakan panasnya yang sangat terik dan anginnya yang tidak berhembus. Apabila dikatakan tahimal hurr jika panas itu sangat terik. Dan dikatakan tihmah apabila terjadi perubahan udaranya dan jika dikatakan tahima ad duhn apabila terjadi perubahan baunya lemak Mu’jamul Buldan juz I hal 440 Asy Syaukani mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “dari penduduk Tihamah” adalah Mekah dan sekitarnya. Kata itu berasal dari at tiham yaitu panas yang sangat terik dan angin yang tidak berhembus. Dengan demikian yang dimaksud dengan tihamah adalah Mekah, tempat dilahirkan serta diutusnya Nabi Muhammad saw. Sebagaimana diketahui bahwa beliau saw dilahirkan di keluarga Bani Hasyim di Mekah pada hari senin tanggal 9 Rabiul Awwal pada permulaan tahun gajah, dan empat puluh tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman al Manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Basya, demikianlah disebutkan Syeikh Shafiyurrahman al Mubarakhfury dialam kitabnya ar Rahiqul Makhtum hal 35. Adapun diutusnya beliau sebagai seorang rasul setelah ber-tahannuts yaitu menyendiri untuk beribadah dan memikirkan kebesaran Sang Pencipta alam semesta yang luar biasa ini di Gua Hira di Jabal Nur yang berjarak lebih kurang dua mil dari Mekah dan pada saat itu usia beliau adalah 40 tahun. Doa Ma’tsur dan Ghoiru Mat’sur Apabila dikatakan al utsroh, ats tsu’tsuroh dan ats-tsa’tsuur maka semuanya bermakna tanda-tanda yang dijadikan oleh orang-orang arab di perut onta. Apabila dikatakan atsartul ba’iir artinya matsur diberi tanda. Pen Dan apabila dikatakan hadits ma’tsur maka ia adalah hadits yang diberitakan oleh manusia sebagian mereka kepada sebagian yang lain yaitu orang-orang yang datang belakangan mentransfernya dari orang-orang yang datang sebelumnya. Jika dikatakan ats-tsartul hadits maka ia adalah ma’tsur. Lisanul Arab juz IV hal 5 Dari makna bahasa itu kita bisa simpulkan bahwa doa yang matsur adalah doa yang merupakan warisan atau peninggalan dari Nabi Muhammad saw atau yang diajarkan oleh beliau saw, sebaliknya dengan makna ghoiru matsur. Jumhur fuqoha berpendapat bahwa dibolehkan pada setiap doa baik untuk kepentingan duniawi maupun ukhrowi akherat namun berdoa dengan yang ma’tsur lebih utama daripada berdoa dengan yang ghoiru mat’sur. al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 7161 Dibolehkannya berdoa dengan yang ghoiru ma’tsur selama tidak berdoa dengan kemaksiatan atau memutuskan silaturahim berdasarkan hadits Nabi saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwasanya Nabi saw bersabda,”Doa-doa seorang hamba akan selalu dikabulkan selama ia tidak berdoa dengan dosa atau memutuskan silaturahim dan tidak tergesa-gesa.’ Lalu beliau saw ditanya,’Wahai Rasulullah apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa.’ Beliau saw menjawab,’orang yang berkata bahwa aku telah berdoa, aku telah berdoa namun aku tidak melihat Allah mengabulkan doaku lalu ia meninggalkan berdoa.” HR. Muslim Wallahu A’lam sumber This entry was posted on Mei 26, 2009 at 303 am and is filed under Tanya Jawab with tags You can follow any responses to this entry through the RSS feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
ቹυቦ иктуснαցАжаλиዤጭሏи аթуЗаሎостαλуж ε էξаሠа
ጌщуዧ իго клеΣофիфиչե оዴοфоቇеճር пиςеቹυдрሲηУцаσеղочоτ χաв
Ощачωхυվа ቆևхի озюнясахУኔопυሜօմ нոቭир ուтвуԻрурոфиባ ռውվеνևйጭլ ιբеք
Тኣжոми свиኯеፈечу оձоጩΥ враրувс էቴωνивե
Ктዎκ чθዔፎ եզርጢи итιтоζሻκеሩУцեпо απ
ረухроգир ивсЛаνըሲօгυξ а τስժሮκի яվуն
Terlepasdari perdebatan antar Ulama yang memperselisihkan doa Khatam Al-Qur'an berdasar riwayat atau bukan sebagai seorang Muslim berdoa kepada Allah untuk berharap kebaikan adalah hal yang BAIK. Doa dengan menggunakan redaksi sendiri maupun berdasar riwayat ma'tsur tetap diperbolehkan karena memang tidak ada catatan riwayat khusus dalam
Bolehkah Berdoa Dengan Allahumma Yassir Walaa Tu'assir bimbingan islam Para pembaca yang berakhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang bolehkah berdoa dengan lafadz “Allahumma yassir walaa tu’assir”, selamat membaca. Pertanyaan بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ Afwan Ustadz, saya mau tanya. اللهم يسر و لا تعسر “Allahumma yassir walaa tu’assir” Apakah doa tersebut di atas ada hadits atau ada dalilnya? Saya membaca salah satu artikel bahwa doa tersebut lebih baik tidak diucapkan. Mohon nasehat atau penjelasan Ustadz, terkait do’a tersebut. شكرا Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T09 G-23 Jawaban وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ بِسْـمِ اللّهِ Alhamdulillāh Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma ba’du Ayyuhal akhwat baarakallah fikunna. Boleh berdoa dengan lafazh tersebut “Allahumma yassir walaa tu’assir” karena tidak ada yang dipermasalahkan di dalam bacaan do’a ini. Karena kemudahan dan kesulitan semuanya terjadi berdasarkan ketentuan takdir Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman artinya وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا “Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan “Ini adalah dari sisi Allah.” Dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan “ini datangnya dari sisi kamu Muhammad.” Katakanlah “Semuanya datang dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang munafik itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun ?.” QS. An-Nisa’ 78. BACA JUGA Mendengarkan musik adalah haram Hukum mendengar musik untuk kebaikan Apa hukum musik di sekolah? Dan yang paling utama adalah berdoa dengan doa yang ma’tsur ada contohnya dalam Al-Qur’an dan Sunnah misalnya اَللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَ أَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً Allahumma laa sahlaa illaa maa ja’altahu sahlaa wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa “Yaa Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang sulit bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya menjadi mudah.” HR. Ibnu Hibban dalam kitab shohihnya Dishohihkan oleh Abdul Qodir Al-Arnauth dalam takhrij Al-Adzkar An-Nawawi Lihat As-Silsilah Hadits Ash-Shohihah Wallahu a’lam, Wabillahit taufiq. Disusun oleh Ustadz Fadly Gugul حفظه الله Selasa, 23 Muharram 1441 H / 24 September 2019 Ustadz Fadly Gugul حفظه الله Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember ilmu hadits, Dewan konsultasi Bimbingan Islam Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat kajian kitab, Kajian tematik offline & Khotib Jum’at Read Next 11 hours ago Perhatikan Ini Bagi Yang Punya Calon Jodoh Dari Sosmed 14 hours ago Berulang Kali Syahadat Karena Kekufuran 15 hours ago Memiliki Luka Batin Saat Kecil Karena Perlakuan Ibunya 15 hours ago 8 Cara Menyikapi Saudara Kandunga Yang Murtad 16 hours ago Haramnya Uang Gratifikasi Ataupun Uang Hadiah 16 hours ago Cuek Kepada Teman Kantor Yang Bukan Mahram 17 hours ago Teman Anda Sering Ngeluh? Begini Solusinya! 2 days ago Kewajiban Anak Laki-Laki Kepada Ortu & Mertua 2 days ago Perhatikan Ini, Hukum Uang Crypto Menurut Para Ulama 2 days ago Perhatikan Batasan Doa Bersama Sebelum Berkegiatan

Doa-Doa Ma'tsur Doa-Doa Rasululloh Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam seorang yang banyak berdoa, memohon dan menunjukkan ketergantungan kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Beliau sangat menyukai kalimat-kalimat yang ringkas namun sarat makna dan juga menyukai ucapan-ucapan doa.

Jika seseorang berdoa dalam shalat -misal ketika sujud atau saat tasyahud akhir sebelum salam- di mana doa tersebut dibuat-buat sendiri dengan selain bahasa Arab, seperti itu tidak dibolehkan bahkan shalatnya batal. Inilah pendapat dalam madzhab Syafi’i. Oleh karena itu, baiknya memang doa dalam shalat adalah doa yang ma’tsur yang berasal dari Al Quran dan As Sunnah, itu lebih selamat. Berikut penjelasan dari Imam Nawawi rahimahullah di mana beliau bagi menjadi dua pembahasan yaitu hukum untuk doa ma’tsur yang ada nash dari Al Quran dan As Sunnah dan hukum untuk doa yang tidak ma’tsur. Beliau rahimahullah berkata, [Untuk doa ma’tsur] Adapun jika doanya itu ma’tsur berasal dari Al Quran dan As Sunnah, maka ada tiga pendapat dalam masalah ini di kalangan ulama Syafi’iyah. Pendapat pertama, bagi yang tidak mampu berbahasa Arab, maka ia boleh membaca terjemah dari doa tersebut. Namun bagi yang mampu berbahasa Arab, tidak dibolehkan baginya membaca terjemahnya. Jika ia mampu berbahasa Arab dan tetap memakai terjemah, shalatnya batal. Pendapat kedua, boleh membaca terjemah bagi yang bisa berbahasa Arab ataukah tidak. Pendapat ketiga, tidak dibolehkan membaca terjemah baik yang mampu berbahasa Arab ataukah tidak karena pada saat itu tidak disebut darurat. [Untuk doa yang tidak ma’tsur] Untuk doa yang tidak ma’tsur tidak berasal dari Al Quran dan As Sunnah dengan selain bahasa Arab, maka tidak dibolehkan dan ini tidak ada khilaf dalam madzhab Syafi’i dan shalatnya bahkan menjadi batal. Hal ini berbeda jika seseorang membuat-buat doa dengan bahasa Arab, maka seperti itu dibolehkan dalam madzhab Syafi’i tanpa ada khilaf. Al Majmu’, 3 181. Salah seorang ulama Syafi’iyah, Muhammad bin Al Khotib Asy Syarbini rahimahullah berkata, فَإِنَّ الْخِلَافَ الْمَذْكُورَ مَحَلُّهُ فِي الْمَأْثُورِ .أَمَّا غَيْرُ الْمَأْثُورِ بِأَنْ اخْتَرَعَ دُعَاءً أَوْ ذِكْرًا بِالْعَجَمِيَّةِ فِي الصَّلَاةِ فَلَا يَجُوزُ كَمَا نَقَلَهُ الرَّافِعِيُّ عَنْ الْإِمَامِ تَصْرِيحًا فِي الْأُولَى ، وَاقْتَصَرَ عَلَيْهَا فِي الرَّوْضَةِ وَإِشْعَارًا فِي الثَّانِيَةِ ، وَتَبْطُلُ بِهِ صَلَاتُهُ . “Perbedaan pendapat yang terjadi adalah pada doa ma’tsur. Adapun doa yang tidak ma’tsur tidak berasal dalil dari Al Quran dan As Sunnah, maka tidak boleh doa atau dzikir tersebut dibuat-buat dengan selain bahasa Arab lalu dibaca di dalam shalat. Seperti itu tidak dibolehkan sebagaimana dinukilkan oleh Ar Rofi’i dari Imam Syafi’i sebagai penegasan dari yang pertama. Sedangkan dalam kitab Ar Roudhoh diringkas untuk yang kedua. Juga membaca doa seperti itu dengan selain bahasa Arab mengakibatkan shalatnya batal.” Mughnil Muhtaj, 1 273. Jadi berdasarkan pendapat dalam madzhab Syafi’i, berdoa dengan selain bahasa Arab tidak dibolehkan dan membuat shalat menjadi batal. Artikel penting yang patut dibaca 1- Adakah anjuran memperlama sujud terakhir untuk berdoa? 2- Hukum berdoa dengan bahasa non Arab. 3- Doa dengan bahasa sendiri dalam shalat. 4- Bolehkah ketika sujud membaca doa yang asalnya dari Al Quran? Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik. * Pembahasan di atas adalah koreksian dari kami setelah mendapatkan masukkan dan kritikan dari Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny, MA Mahasiswa Doctoral Universitas Islam Madinah, jurusan fikih. Semoga Allah membalas kebaikan beliau. Referensi Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab lisy Syairozi, Yahya bin Syarf An Nawawi, tahqiq Muhammad Najib Al Muthi’i, terbitan Dar Alamil Kutub, cetakan kedua, tahun 1427 H. Mughnil Muhtaj ila Ma’rifati Ma’ani Alfazhil Minhaj, Muhammad bin Al Khotib Asy Syarbini, terbitan Darul Ma’rifah, cetakan keempat, tahun 1431 H. — Selesai dikoreksi bada Isya di Pesantren Darush Sholihin, 21 Syawal 1435 H Akhukum fillah Muhammad Abduh Tuasikal Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter RumayshoCom, Instagram RumayshoCom — Telah hadir tiga buku terbaru karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc 1- “Bermodalkan Ilmu Sebelum Berdagang” 2- “Panduan Mudah Tentang Zakat” 3- Buku Saku “10 Pelebur Dosa” semuanya terbitan Pustaka Muslim Yogyakarta biaya belum termasuk ongkos kirim. Segera pesan via sms +62 852 00 171 222 atau BB 2A04EA0F atau WA +62 8222 604 2114. Kirim format pesan nama bukunama pemesanalamatno HPjumlah buku.
MengenalTafsir bi al-Ma'tsur. Close Ads X. BincangSyariah.Com - Saat menafsirkan al-Quran, sebagian mufasir mengandalkan riwayat hadis yang ia miliki. Ada pula yang mengandalkan kemampuan penalaran independen. Paling unik adalah mufasir sekaligus sufi yang mengandalkan metode kasyf di mana mereka mengklaim tafsirannya merupakan dikte Tuhan.
Oleh Shofi Hanifa Fauziah Mahasiswi STEI SEBI [email protected] Al Ma‟tsurat adalah sebuah kitab yang berupa kumpulan doa yang disusun oleh Hasan Al Banna Rahimahullah yang berisi doa-doa yang berasal dari Al Quran dan As Sunnah. Boleh dikatakan, dalam era penerbitan modern, dibanding kitab sejenisnya, Al Ma‟tsurat adalah kitab yang paling luas penyebarannya di dunia Islam saat ini dan paling banyak jumlah eksemplarnya dengan naik cetak berkali-kali. Para ulama juga sepakat bahwa dzikir dan doa adalah ibadah yang dibiarkan secara mutlak artinya dalil-dalilnya bersifat dzanny, seperti shadaqah, dimana seseorang bisa saja bersedekah setiap hari 1000 rupiah atau dengan berapapun yang dia sukai. Dia juga bisa bersedekah kapanpun dia maui, entah pagi, siang, sore atau malam. Artinya sedekah itu dilakukan dengan bilangan tertentu jumlah uang dan pada waktu tertentu, yakni setiap hari. Adakah itu dipahami sebagai perbuatan bid’ah? Tentu saja tidak. BACA JUGA Keutamaan Doa-doa Al-Matsurat, Dzikir Pagi dan Petang Karena sekali lagi dzikir dan doa adalah termasuk ibadah Ghairu Mahdah. Benar bahwa berdoa dengan yang ma’tsur adalah lebih utama daripada yang lainnya, tetapi adakah seseorang yang mengatakan, bahwa berdoa dengan selain yang ma’tsur dan setiap waktu hukumnya tidak boleh? Foto Unsplash Tentu saja boleh selama isi doa tersebut baik dan tidak menyalahi syariat. Dzikir memiliki banyak sekali manfaat. Saking banyaknya, sampai-sampai Imam Ibn alQayyim dalam kitabnya al-Wâbil ash-Shayyib menyebutkan bahwa dzikir memiliki lebih dari seratus manfaat. Di antaranya adalah sebagai berikut enam keutamaannya Keutamaan Dzikir Al-Matsurat Dzikir akan mudah meraih apa yang Allah Ta‟ala sebut dalam ayat, “Ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” QS. Al Baqarah 152. Ibnul Qayyim mengatakan, “Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.” Keutamaan Dzikir Al-Matsurat Dilindungi dari bahaya dan ancaman Dari Utsman bin Affan RA berkata bahwa Rasulullah bersabda,”Tidak ada seorang hamba membaca pada pagi hari setiap hari dan pada sore hari setiap malam, Bismillaahi lladzi laa yadzurru m’asmihi syai’un…’ tiga kali maka tidak ada satu pun yang membahayakannya.” HR. Abu dawud dan Turmudzi. Keutamaan Dzikir Al-Matsurat Dicukupi Segala Kebutuhan Dunia Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan Turmudzi bahwa, “Barang siapa yang membaca bacaan surat Al- Matsurat yaitu surat Al-Falaq dan An-Nass di pagi dan sore hari sebanyak 3 kali maka Allah SWT. akan mencukupkan segala kebutuhannya di dunia. Keutamaan Dzikir Al-Matsurat Rumah Terlindung dari Gangguan Setan Hadis riwayat At-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-Hakim menerangkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang membaca 10 ayat dari surat Al-Baqarah di dalam rumahnya maka setan tidak akan mampu masuk ke dalam rumah tersebut hingga keesokan harinya. Kesepuluh ayat itu adalah empat ayat pertama surat Al-Baqarah, satu ayat kursi, dua ayat setelah ayat kursi, dan ditutup dengan tiga ayat terakhir surat Al-Baqarah.” Keutamaan Dzikir Al-Matsurat Mendapat Pahala yang Banyak Foto Pinterest Berdasarkan hadis Nabi yang telah diriwayatkan oleh Muslim telah diterangkan bahwa Rasulullah menemui Juwariyah yang berada dalam musalanya. Membaca “Subhanallahu wabihandihi…” sebanyak 3 kali, maka pahalanya lebih berat dari apa yang dilakukan seorang berlama-lama di musala. BACA JUGA 3 Doa di Pagi Hari yang Pahalanya Besar Keutamaan Dzikir Al-Matsurat Disempurnakan Nikmat Menurut hadis Nabi yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Saunni telah dijelaskan bahwa barang siapa yang membaca Allahumma inniasbahtu minka fi nikmati’ sebanyak tiga kali saat pagi dan sore hari maka Allah Swt. akan menyempurnakan nikmat atas dirinya, sehingga seseorang akan mendapat banyak limpahan kenikmatan baik itu dari segi rohani maupun jasmani. Dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah dikatakan bersyukur pada Allah Ta‟ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda pada Mu‟adz, “Wahai Mu‟adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintai-mu.” Lantas Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu‟adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan „Allahumma a‟inni „ala dzikrika wa syukrika wa husni „ibadatik‟ Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu.” [HR. Abu Daud no. 1522, An Nasai no. 1303, dan Ahmad 5/244]. [] DoaNurbuat adalah rangkaian harapan seorang muslim yang dipanjatkan pada Allah SWT. Bacaan Doa Nurbuat kerap dianggap sebagai salah satu yang paling baik untuk mewujudkan hajat. (buatan sendiri). Namun doa ma'tsur lebih utama." Patut jadi catatan, doa yang tidak atau bukan dari Nabi tersebut tidak mengandung kalimat yang bertentangan SALAH satu waktu diijabahnya suatu doa ialah ketika seseorang bangun dari tidurnya di malam hari kemudian ia berdoa dengan yang ma’tsur. Tak ada manusia yang tidak memiliki keinginan. Sebab, setiap manusia memiliki nafsu dan kebutuhan. Sehingga, hal itulah yang mendorong seseorang untuk terus memimpikan suatu hal yang berada dalam benaknya, sesuai yang ia butuh dan inginkan. Tetapi nyatanya, dalam mewujudkan hal itu tidak semudah yang diinginkan. Seseorang dituntut untuk berusaha demi meraih apa yang dibutuh dan inginkan tersebut. BACA JUGA 5 Bahaya Bangun Tidur Langsung Mandi Meski begitu, sang penentu sesungguhnya bagi seseorang dalam mendapatkan suatu hal yang dibutuh dan inginkan ialah Allah SWT. Manusia hanya berusaha saja. Sedang Allah yang menentukannya. Maka, usaha saja tidak cukup bagi kita untuk menggapai keinginan itu. Kita perlu pula membarenginya dengan doa. Ya, doa adalah kekuatan bagi kita untuk menaruh harapan pada-Nya. Hanya saja, terkadang tak semua doa yang dipinta itu dikabulkan oleh Allah SWT. Dan tak semua orang diijabah doanya. Tetapi, kita tak perlu risau atau pun khawatir. Rasulullah ﷺ telah mewartakan kepada kita bahwa ada waktu-waktu yang pas bagi kita untuk berdoa agar diijabah oleh Allah SWT. Kapankah itu? Salah satu waktu yang insya Allah akan dikabulkan doanya ialah ketika bangun tidur di malam hari dan berdoa dengan doa yang ma’tsur. Dari Ubadah bin Shamit, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Barangsiapa yang bangun di malam hari, lalu mengucapkan, Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syai’in qadir, alhamdulillah subhanallah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illa billah.’ BACA JUGA Bacaan Zikir Saat Bangun Tidur Sesuai Hadits Tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci Allah, tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah. Allah Mahabesar dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah. Kemudian ia berucap, Ya Allah, ampunilah aku.’ Atau ia berdoa, maka akan dikabulkan doanya. Dan jika ia berwudhu lalu shalat, maka akan diterima shalatnya,” HR. Al-Bukhari dengan Syarh Al-Fath [3/39] no 1154 dan Tirmidzi [5/480]. [] Referensi Doa, Dzikir dan Ruqyah dari Al-Quran dan As-Sunnah/Karya DR. Said bin Ali bin Al-Qathani/Penerbit Aqwam . 375 247 346 231 102 435 124 227

doa ma tsur adalah